Header Ads

Awan Tsunami Viral di Medsos, BMKG Beri Penjelasan

                   

JAKARTA - Viral di media social X terkait fenomena tsunami atau kerap disebut awan Arcus. Fenomena itu pertama kali diunggah akun @zakiberkata, Senin (9/9/2024).

Dari informasi yang dihimpun, awan tersebut biasanya muncul di musim peralihan atau pancaroba, terutama antara September hingga November dan berlanjut hingga awal musim hujan pada Desember-Februari.

Salah satu pengguna Twitter lainnya, @chocomintt_ss, membagikan rekaman videonya yang memperlihatkan fenomena tersebut pada 26 November 2023.

Dalam video itu, terlihat awan yang sangat mendung dan bergelombang, menciptakan pemandangan yang menyerupai tsunami. 

"Wahh, ini yaa yang disebut awan tsunami? Karena aneh, jadi aku videoin," tulisnya di unggahan tersebut. Awan yang dikenal sebagai awan Arcus sebenarnya merupakan bagian dari tipe awan yang terbentuk karena perbedaan suhu di atmosfer. 

Menurut pakar dari BMKG, awan Arcus terbentuk di antara awan Cumulonimbus dan awan Cumulus, yang terjadi saat massa udara dingin bertemu dengan massa udara yang lebih hangat dan lembap. Proses ini menciptakan pola awan yang memanjang secara horizontal.

Kemunculan awan Arcus kerap disertai dengan angin kencang dan hujan lebat, yang kadang juga memicu kilat atau petir di sekitar area pertumbuhannya. Meskipun fenomena ini tampak menakutkan, BMKG menegaskan bahwa awan Arcus tidak berhubungan dengan gempa bumi atau tsunami.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa fenomena awan Arcus ini murni disebabkan oleh dinamika atmosfer, termasuk adanya angin laut yang mendorong massa udara ke daratan dalam skala besar. Tidak ada kaitan mistis atau bencana seperti tsunami dengan kemunculan awan tersebut.

"Masyarakat perlu waspada terhadap potensi cuaca buruk yang bisa terjadi akibat kemunculan awan ini, namun tidak perlu khawatir berlebihan karena awan ini tidak berhubungan dengan gempa atau tsunami," jelas Guswanto dalam keterangannya.

Ia juga menyarankan masyarakat untuk selalu memantau perkembangan cuaca dari sumber resmi seperti situs BMKG, media sosial @infoBMKG, atau melalui aplikasi InfoBMKG yang tersedia di iOS dan Android.

Tidak ada komentar