Harga Premium dan Solar Tidak Naik, Pertamina Tanggung Selisih Harga
JAKARTA, PT Pertamina harus menanggung selisih harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar, seiring dengan keputusan pemerintah yang tidak mengubah harga kedua jenis BBM tersebut. Seperti dikutip dari Kontan, Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman mengatakan, dengan harga minyak yang stabil seperti saat ini, maka selisih harga premium mencapai Rp 800-Rp 1.000 per liter.
Sementara selisih harga solar berkisar Rp 1.500-Rp 1.800 per liter. Meski mendapatkan tambahan subsidi pun, Arief mengaku Pertamina masih menanggung selisih harga solar. "Kalau ada subsidi mungkin masih (nombok) Rp 1.000 lah. Tapi itu dengan kondisi harga minyak sekarang," kata Arief pada Rabu (14/3/2018).
Arief berharap harga minyak bisa turun sehingga bisa membuat kondisi keuangan Pertamina menjadi lebih baik. Pasalnya sejak tahun lalu Pertamina sudah menanggung selisih harga yang cukup besar terutama untuk premium yang sudah tidak lagi mendapat subsidi dari pemerintah.
Sementara Direktur Pemasaran Pertamina M.Iskandar menyebutkan, tahun 2017 lalu selisih harga premium mencapai Rp 900 per liter dengan jumlah penyaluran premium mencapai sekitar 13 juta kilo liter (kl) yang terdiri dari penyaluran luar Jawa Madura Bali (Jamali) sebesar 7 juta kl dan penyaluran wilayah Jamali sekitar 5 juta kl. Pada tahun ini kuota penyaluran di luar Jamali mencapai sekitar 7,5 juta kl.
Sementara untuk wilayah Jamali mencapai sekitar 5 juta kl. Untuk mengatasi tingginya penggunaan premium, Iskandar bialng Pertamina terus gencar melakukan promosi Pertalite. Diharapkan masyarakat mau beralih dari premium ke pertalite. Saat ini pertalite dijual Rp 7.600 per liter. Total volume pertalite saat ini mencapai 14 juta kl per tahun.
Post a Comment