Header Ads

Warga Papua Di Imbau Budidayakan Kepiting Bakau


JAKARTA
,  Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mendorong warga Papua, terutama yang ada di pesisir Kabupaten Mimika agar mulai memperhatikan ketersediaan kepiting bakau di alam.

Hal ini disampaikan Menteri Susi dalam rangka antisipasi keberlangsungan komoditas tersebut dengan menjaga jumlah induk kepiting bakau. "Harus dipastikan bahwa kepiting-kepiting yang bertelur tidak diambil.

Saya lihat di Australia itu yang betina tidak diambil sehingga jumlahnya makin banyak di alam. Saya mohon dengan sangat agar bibit di alam dijaga keberadaannya," kata Susi ke warga di Mimika pada Selasa lalu, yang disampaikan melalui keterangan tertulis kepada Kompas.com, Jumat (23/3/2018).

Susi menjelaskan, ada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 56 Tahun 2016 tentang Larangan Penangkapan dan/atau Pengeluaran Lobster, Kepiting, dan Rajungan dari Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Melalui aturan tersebut, kepiting bertelur dan kepiting anakan dilarang untuk ditangkap. Dengan begitu, masyarakat didorong untuk mengembangkan ekonomi kelautan berbasis kearifan lokal, salah satunya dengan konsep 3S, Sungai, Sampan, dan Sagu.

Dalam hal kepiting bakau, Susi berharap masyarakat bisa mulai menerapkan konsep tersebut dan memanfaatkan lahan mangrove sebagai habitat kepiting. "Kepiting-kepiting dimasukkan ke dalam alat yang bernama crab ball lalu diletakkan atau dikaitkan pada pohon mangrove. Sistem ini cocok untuk nelayan atau pembudidaya bermodal kecil karena sangat ekonomis," tutur Susi.

Ketika masyarakat sudah banyak menerapkan cara tersebut untuk kepiting bakau, diperkirakan kelestarian alam di sana akan ikut terjaga.

Untuk jangka panjang, juga dapat berpengaruh terhadap kelangsungan keberadaan kepiting bakau sebagai satwa endemik yang ada di Mimika.

Wakil Presiden Direktur Eksekutif Bidang Pembangunan Berkelanjutan PT Freeport Indonesia Sony Prasetyo menambahkan, warga suku Kamoro di pesisir Kabupaten Mimika masih memakai cara meramu, mencari, dan menangkap dalam mengolah sumber daya alam. Namun, dia menganggap cara itu baru memberi kontribusi sedikit untuk perkembangan ekonomi di sana.

"Masyarakat perlu didorong mengubah diri dari masyarakat peramu jadi masyarakat pembudidaya menuju masyarakat pedagang, industri, sampai masyarakat ekonomi kreatif," tutur Sony.

sumber: KOMPAS.com

Tidak ada komentar