Header Ads

Pengamat Sebut Koalisi Prabowo-Sandiaga Panik



Pengamat politik Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menilai Koalisi pasangan capres cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno terlihat panik dan tidak percaya diri dalam menghadapi kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Menurutnya, hal itu terlihat dari pernyataan beberapa elite koalisi tersebut yang menyebut mereka dikepung karena kekuatan logistik seperti media, pengambil kebijakan politik, dan aktor bisnis berpihak pada Jokowi-Ma`ruf Amin.

"Pernyataan beberapa elit koalisi Prabowo-Sandi seperti Hidayat Nur Wahid itu merepresentasikan kepanikan dan juga ekspresi ketidakpercayaan diri di internal tim Prabowo-Sandi," kata Khoirul Umam di Jakarta, Kamis, 11 Oktober 2018.

Dia menjelaskan, hal itu karena kuatnya pengkutuban kekuatan logistik ke salah satu kubu. Khoirul melanjutkan, alasan tersebut dipengaruhi dua hal, pertama `Stakeholders` itu bersikap rasional dengan mempertimbangkan potensi untung-rugi dan peluang kemenangan masing-masing kubu.

Kedua, pengkutuban itu terjadi karena penantang belum mampu menemukan formula narasi & argumen politik yang solid dan memadai untuk mendeligitimasi kredibilitas petahana.

"Hal itu ditunjukkan dengan tingginya tingkat kepuasan publik terhadap Pemerintah," ujarnya.

Khoirul pun mengingatkan, dalam rentang waktu tujuh bulan kedepan, kubu Prabowo-Sandi masih berpeluang mempengaruhi pilihan politik publik, termasuk mempengaruhi arah politik para `Stakeholders` demokrasi.

Dia pun menyarankan, caranya adalah membangun rasionalisasi di tingkat elit dan akar rumput untuk menjelaskan titik lemah kebijakan pemerintah saat ini. Kemudian, memberikan alternatif kebijakan publik yang solutif bagi terbentuknya tata kelola pemerintah yang efektif, responsif, transoaran dan akuntabel.

"Jika rasionalitas itu terbangun, dukungan elit dan masyarakat di akar rumput akan bergeser secara otomatis mengikuti arah logika dan nalar politik publik yang logis dan terukur," pungkasnya.

Tidak ada komentar