Header Ads

Fakhri Husaini: Klub Tak Sehat Jadi Bidikan Pengatur Skor

Fakhri Husaini: Klub Tak Sehat Jadi Bidikan Pengatur Skor
Mantan pelatiTimnas Indonesia U-16 Fakhri Husaini menilai klub yang kurang sehat dari segi manajemen bakal jadi bidikan oleh para pengatur skor.
Isu pengaturan skor kembali mencuat seiring munculnya beberapa kasus di Liga 2 2018. Pertama, soal Madura FC yang mengaku dihubungi oleh Exco PSSI bernama Hidayat hingga soal 'penalti aneh' PSMP Mojokerto Putra ke gawang Aceh United.

Fakhri menilai kondisi manajemen yang kurang sehat bisa jadi celah masuk para pihak yang coba mengatur skor.

"Dari diskusi yang ada dengan teman-teman, bahkan istilah gaji bukan hanya tanggal 30, melainkan tanggal 60 atau tanggal 90 (telat gaji). Klub-klub seperti ini yang mereka cari. Mereka tak bisa masuk ke klub yang sehat," ucap Fakhri dalam acara Mata Najwa.

Fakhri mengakui bahwa posisi pelatih akan sulit untuk mengontrol pemain dalam klub yang manajemennya sedang tidak sehat.

"Pelatih akan sulit mengontrol pemain untuk tidak berhubungan dengan uang cash. (Terlibat dalam pengaturan skor) Satu pertandingan bisa mendapat 2-3 kali gaji," kata Fakhri.

Fakhri turut berkomentar tentang penalti aneh yang dilakukan oleh pemain PSMP Mojokerto Putra, Krisna Adi ke gawang Aceh United. Krisna Adi melepaskan tembakan yang melebar jauh di sisi kiri gawang Aceh United.

"Cara menendangnya seperti passing. Mulai dari posisi kaki, posisi badan, tekanan ke bola juga teknik passing, saya melihat ini janggal."

"Saya yakin masih banyak pelatih dan pemain yang menginginkan kemenangan dengan cara yang terhormat," tutur Fakhri.

Tidak ada komentar