Header Ads

PBNU Sebut Hak Pribadi Cucu Pendiri NU Gabung Prabowo-Sandi



Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Marsudi Syuhud menanggapi datar keputusan politik Irfan Yusuf Hasyim, cucu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hasyim Asy'ari, menjadi satu juru bicara tim Prabowo-Sandi. Secara kelembagaan, kata Syuhud, PBNU menghormati keputusan tersebut.

"Kami biasa saja, toh pada dasarnya sikap dan posisi PBNU sudah jelas," kata Syuhud kepada CNNIndonesia.com, Jumat (2/11).

Menurut dia, apa yang dilakukan Gus Irfan, sapaan Irfan Yusuf, merupakan hak politik dan hak pribadi. PBNU menghormati hak-hak tersebut sebagai bagian dari demokrasi.

"Ibaratnya hak seseorang mau memilih minum teh atau kopi. Sesederhana itu saja," ujarnya.

Sebelumnya, Irfan Yusuf Hasyim, cucu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hasyim Asy'ari mengungkap alasannya menerima pinangan tim Prabowo-Sandi. Dia mengatakan, kondisi Indonesia sudah berbeda dalam empat tahun terakhir era pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

"Kita seperti tidak di Indonesia lagi, di mana setiap orang masing-masing saling memaki, saling mengejek, saling bertentangan dan itu terbuka secara umum," tutur pria yang akrab disapa Gus Irfan tersebut di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya, Jakarta, Kamis malam (1/11).

"Dan ini harusnya bisa diminimalisir oleh pemimpin kita," ujarnya.

Gus Irfan juga mengaku menjabat sebagai Ketua Lembaga Perekonomian di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Oleh karena itu, dia mengklaim tahu betul keluhan masyarakat soal ekonomi.

"Saya di NU, kebetulan menjadi wakil ketua lembaga perekonomi di NU pusat, jadi ya saya tahu persis kondisi kita," kata Gus Irfan.

Tidak ada komentar